DISTAN DAN WWF INDONESIA DORONG BUDIDAYA KELAPA SAWIT SWADAYA BERKELANJUTAN  DHARMASRAYA

DISTAN DAN WWF INDONESIA DORONG BUDIDAYA KELAPA SAWIT SWADAYA BERKELANJUTAN DHARMASRAYA


DISTAN DAN WWF INDONESIA DORONG BUDIDAYA KELAPA SAWIT SWADAYA BERKELANJUTAN DHARMASRAYA, Distan Media Center - Berangkat dari Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera, WWF (Word Wide Fund for Nature) Indonesia Cluster I mengembangkan Program RIMBA yang merupakan inisiatif pengelolaan ekosistem berbasis tata ruang yang mengintegrasikan dan memperkuat konektifitas hutan dan ekosistem melalui investasi modal alam (natural capital) dengan skema pembangunan Ekonomi Hijau yang telah dimulai sejak tahun 2016. Dalam aksinya, kegiatan WWF Indonesia sedang melaksanakan beberapa kegiatannya di Kabupaten Dharmasraya diantaranya pendampingan masyarakat dalam pengembangan komoditas kelapa sawit dan karet, pemasangan kamera jebak, pendampingan KLHS, pelatihan teknis KLHS RTRW serta Sekolah Lapang RIMBA. Berkenaan dengan hal tersebut, WWF yang dikenal dengan organisasi non pemerintah Internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan tersebut melaksanakan pelatihan awal bertajuk " Pelatihan Praktik Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan untuk Pekebun Swadaya" di Balai Desa Lagan Jaya I Kenagarian Sipangkur Kecamatan Tiumang (12-13/9) lalu. Pelatihan 2 hari tersebut dihadiri oleh petani kelapa sawit, penyuluh pertanian, tokoh masyarakat dan LSM lainnya. Narasumber pelatihan berasal dari WWF dan PPKS Medan dengan materi karakter kelapa sawit dan perawatannya (ternasuk replanting), pemupukan yang tepat, kriteria panen dan matang buah, pengendalian hama dan penyakit serta konservasi tanah dan air. Dalam pelatihan ini juga dilakukan observasi dan kunjungan lapangan sehingga konsep perkebunan kelapa sawit berkelanjutan ini dapat diterapkan langsung dilapangan. Kegiatan ini sangat cocok dan sesuai dengan potensi perkebunan kelapa sawit dan karet Kabupaten Dharmasraya dan komoditas ini merupakan primadona sebagian besar masyarakat dalam menopang ekonominya. Secara statistik menunjukkan bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit dan karet mencapai 71.601,29 ha atau sekitar 23, 66% dari luas total wilayah kabupaten yang dipimpin oleh duet Sutan Riska Tuanku Kerajaan, SE dan Amrizal Dt. Rajo Medan, S Sos ini. Sebagai penyumbang PDRB terbesar (31,81%)., tak ayal lagi komoditas ini merupakan prioritas utama dalam pembangunan ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan. Berkembangnya komoditas kelapa sawit yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan swasta Nasional seperti PT. Incasi Raya Group mendorong masyarakat sekitarnya untuk menanam kelapa sawit secara swadaya. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan pekebun swadaya tentang budidaya kelapa sawit yang memenuhi standar GAP /SOP (Good Agricukture Practice) menyebabkan rendahnya produksi dan mutu, ekosistem tidak terjaga dan terjadi bencana alam seperti banjir, longsor dan pembakaran lahan cenderung mengancam setiap saat. " Kita ingin petani/pekebun swadaya kelapa sawit dapat menerapkan kaedah-kaedah menurut manajemen perusahaan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan ramah lingkungan" tandas Martin Effendi HS, S,Hut; MM dalam sambutannya pada pembukaan acara Selanjutnya Kepala Bidang Perkebunan ini mengharapkan kepada WWF Indonesia untuk memperluas skala kegiatannya sehingga produksi dari komoditas ini menjadi optimal, pendapatan petani meningkat dan kualitas lingkungan tetap terjaga. Ditempat terpisah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dharmasraya Darisman, S,Si, MM menegaskan bahwa konsep umum pengembangan pertanian swadaya masyarakat berkelanjutan adalah sesuai dengan tata ruang, produktif dan mempunyai potensi hasil yang baik, berwawasan lingkungan dan didukung oleh teknik budidaya yang baik. " Disatu sisi kita ingin produksi yang optimal, namun bumi yang akan kita warisi kepada anak cucu kelak harus tetap terjaga dan lestari" tandasnya. PETANI SEJAHTERA, LINGKUNGAN DAN EKOSISTEM SENANTIASA TERJAGA....